Analisa Kekuatan Lingkungan Globalisasi dan Manajemen

BAB.I
PENDAHULUAN


           Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan. Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus perubahan dalam globalisasi ekonomi.
          Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
         Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
         Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya,Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource leverage.
        Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.
BAB.II
 PEMBAHASAN

A.   ANALISA KEKUATAN LINGKUNGAN GLOBALISASI DAN MANAJEMEN

ANALISA KEKUATAN LINGKUNGAN
Seiring berjalannya era globalisasi, maka lingkungan di negara berkembang dengan negara maju sangat berbeda, karena lingkungan pada negara berkembang memiliki karakteristik yang khas, lebih sering berubah dan perubahannya seringkali mendadak, dengan demikian, memiliki kecenderungan yang tak menentu. Pemerintah biasanya, masih banyak melakukan intervensi. Pengambilan keputusan ekonomis dan politis tampak tidak transparan. Oleh karena itu tingkat ketidakpastian menjadi lebih besar. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa lingkungan di negara sedang berkembang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dalam menentukan kegagalan atau keberhasilan manajemen dibandingkan di negara maju.
Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk mensukseskan organisasi. Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana-perencana strategi untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman.
Seperti dalam organisasi bisnis, analisis lingkungan sangat penting karena mencoba mengidentifikasikan peluang (opportunities) bisnis yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian eksekutif, dan disaat yang sama diarahkan untuk mengetahui ancaman (threats) bisnis yang perlu mendapatkan antisipasi. Untuk keperluan dimaksud, pertama analisis lingkungan bisnis berusaha untuk mengidentifikasi sejumlah variabel pokok yang berada diluar kendali
perusahaan yang diperkirakan memiliki pengaruh nyata. Dengan demikian, analisis lingkungan bisnis hanya berusaha mengumpulkan dan menganalisis sejumlah variabel secara terbatas (finite). Analisis lingkungan bisnis hendaknya tidak sampai terjerumus untuk berusaha menganalisis sebanyak mungkin variabel (infinite)
Lingkungan perlu dianalisis karena :
1. Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan tujuan perusahaan/organisasi (early warning system)
2. Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis lingkungan hasil yang akan diperoleh lebih efektif.
3. Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai organisasi dari lingkungan, memudahkan untuk membuat perencanaan jangka panjang.
Analisis Lingkungan Dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
1. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
2. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang potensial yang akan datang.
3. Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa akan datang terhadap lingkungan.
Pada dasarnya struktur lingkungan dapat dibagi atau dibedakan menjadi dua elemen utama, yaitu:
  1. lingkungan eksternal (Makro)
  2. lingkungan internal (Mikro)
    A.  TANGGUNG  JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN
    Tanggung Jawab Sosial
             Suatu organisasi hidup dalam lingkungannya, selain memperhatikan etika perusahaan juga dituntut untuk mempunyai tanggung jawab sosial perusahaan, dimana organisasi dituntut untuk bisa mendatangkan manfaat bagi lingkungan disekitarnya.
           Definisi yang diterima luas oleh para praktisi dan aktivis definisi menurut The World Business Council for Sustainable Development yaitu bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.
          Dari konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tersebut mengandung pengertian bahwa suatu organisasi/perusahaan selain memiliki tanggung jawab kepada pemegang saham untuk bisa memberikan keuntungan, organisasi/perusahaan tersebut juga dituntut memiliki tanggung jawab moral, etika kepada stakeholder seperti karyawan, supplier, konsumen, komunitas setempat, masyarakat secara luas, pemerintah dan kelompok-kelompok lain.
    Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi
    pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan
    kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 meliputi:
    ·  Kepatuhan kepada hukum
    ·  Menghormati instrumen/badan-badan internasional
    ·  Menghormati stakeholders dan kepentingannya
    ·  Akuntabilitas
    ·  Transparansi
    ·  Perilaku yang beretika
    ·  Melakukan tindakan pencegahan
    ·  Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia
    Etika Manajemen
           Suatu organisasi hidup dalam lingkungan organisasi. Dimana organisasi tersebut harus dapat beradaptasi dengan lingkungannya kalau organisasi tersebut ingin bertahan hidup. Dalam lingkungannya organisasi mendapat tekanan-tekanan dari berbagai pihak sebagai misal dari masyarakat di sekitar organisasi itu berada atau dari pesaingnya.
            Bagi masyarakat disekitar organisasi berada, berusaha untuk menuntut manfaat yang bisa diperoleh masyarakat dengan keberadaan suatu organisasi tersebut. Seorang manajer harus bisa menyeimbangkan tuntutan masyarakat tersebut dengan jalannya organisasinya. Bagi pesaing, organisasi harus mampu bersaing secara sehat dengan organisasi lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
           Etika bisa ditafsirkan sebagai hak dan kewajiban seseorang mengenai aturan moral yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan menjalin hubungan dengan orang lain. Moral dalam hal ini berarti mempunyai pengertian baik dan buruk. Suatu perbuatan dikatakan etis apabila sesuai atau tidak bertentangan dengan norma yang ada dalam masyarakat, dan dikatakan tidak etis apabila bertentangan atau tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat.
    Pembentukan Nilai Etika
          Etika dari seorang individu terbentuk atau dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : keluarga, faktor situasi, nilai, moral, agama, pengalaman, dan pengaruh teman.
    (1)   Pengaruh Keluarga
    Keluarga merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya seorang individu, oleh karena itu keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan etika seorang individu. Keluarga akan selalu berusaha untuk mengajarkan etika yang berlaku di dalam keluarga tersebut kepada anak-anaknya dan diharapkan nilai etika tersebut akan berlaku sampai seorang individu itu besar.
    (2)   Pengaruh Faktor Situasional
    Situasi bisa menentukan etika individu. Misalkan seseorang melakukan pencurian, hal tersebut sudah melanggar norma dan etika yang ada. Tapi ketika kita mengetahui bahwa pencuri itu orang yang tidak punya dan alasan dia mencuri untuk mengobati anaknya yang sakit, mungkin kita bisa menerima alasan tersebut dan memaafkannya.

    (3)   Nilai, moral, dan agama
            Nilai, moral dan agama sangat berpengaruh terhadap pembentukan etika seseorang. Seseorang dengan nilai, moral dan pemahaman agama yang tinggi akan mempunyai etika yang tinggi pula. Contoh seorang manajer yang mengutamakan nilai keagamaan dia akan berusaha untuk tidak memberhentikan karyawannya meskipun kondisi perusahaan dalam keadaan sulit.
    (4)   Pengalaman hidup
          Manusia dalam hidupnya pasti mempunyai banyak pengalaman, baik pengalaman buruk ataupun pengalaman baik. Pengalaman tersebut merupakan proses yang berpengaruh terhadap pembentukan etika seseorang. Jika seseorang lebih banyak mempunyai pengalaman buruk dan itu berpengaruh pada pembentukan etika pada orang tersebut.
    (5)   Pengaruh teman
          Teman juga mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap pembentukan etika seseorang. Jika anak lebih banyak bergaul dengan teman-teman sebaya yang nakal, kecenderungan anak tersebut akan menjadi nakal pula. Sebaliknya jika seorang anak tumbuh dengan teman-teman sebaya yang mempunyai etika yang baik maka anak tersebut akan mempunyai etika yang baik pula.
    Etika Dalam Perusahaan/Organisasi
           Etika dalam suatu organisasi sebagai akibat hubungan antara organisasi dengan pihak-pihak eksternal maupun internal organisasi. Tiga macam wilayah etika dalam organisasi dapat dilihat pada tabel berikut:
    Tabel Wilayah Etika dalam Organisasi
    Wilayah Perhatian
    Contoh Isu yang relevan
    Hubungan organisasi dengan karyawan
    Penarikan tenaga kerja, penggajian dan pemberhentian kerja
    Kondisi kerja
    Kebebasan pribadi
    Hubungan karyawan dengan organisasi
    Konflik kepentingan
    Kerahasiaan organisasi
    Kejujuran
    Hubungan organisasi dengan pihak luar
    Pelanggan/konsumen
    Pesaing
    Pemegang saham
    Pemasok
    Pemerintah
    Masyarakat sekitar
     
              Hubungan organisasi dengan karyawan menghasilkan standar perilaku tertentu yang dianggap etis maupun tidak etis, sebagai contoh apabila sebuah perusahaan membayar gaji karyawannya di bawah UMR maka perusahaan tersebut dianggap tidak etis, kemudian pengganjian di dalam perusahaan tersebut sudah adil atau belum. Adalah suatu hal yang tidak etis apabila suatu perusahaan mengekang kebebasan pribadi seseorang dalam menjalankan ibadah.
             Hubungan karyawan dengan organisasi meliputi beberapa hal, konflik kepentingan, kerahasiaan organisasi dan kejujuran. Adalah suatu hal yang tidak etis apabila seorang manajer pindah ke perusahaan lain kemudian dia membocorkan rahasia perusahaannya yang lama.
             Wilayah etika juga berlaku pada hubungan antara organisasi dengan pihak luar. Sebagai misal adalah suatu hal yang etis bila perusahaan makanan mencantumkan kandungan bahan-bahan yang ada pada produknya sehingga konsumen mengetahui bahan-bahan apa yang terkandung dalam produk tersebut.
    BAB III
    KESIMPULAN
    1.  Analisa kekuatan lingkungan globalisasi dan manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha.

    2. Tanggung jawab sosial dan Etika manajemen merupakan komponen-komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi. Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.

    3.  Analisa kekuatan lingkungan diperlukan oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang memasuki lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersaing.

    4. Dalam membangun suatu manajemen dibangun berdasarkan fungsi yang dituntut dari organisasi yang bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk memasuki lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan keputusan yang di dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang mempekerjakan knowlegde workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi organisasi tersebut adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel dan inovatif