Makalah kerukunan antar umat beragama

PENDAHULUAN

Sejak dulu di Negara Indonesia, hokum islam memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan hokum di Indonesia selain hokum belanda yang berlaku saat ini. Setelah Indonesia berusia 60 tahun dan telah mengalami 6 kali pergantian presiden, hokum islam tetap di pakai dibeberapa bidang hukumdisamping hokum belanda tentunya. Seperti yang kita ketahui tentunya, gelombang reformasi yang menyapu seluruh kawasan Indonesia sejak kejatuhan suharto banyak memunculkan kembali lembaran sejarah masa lalu Indonesia. Salah satunya yang hingga hari ini menjadi sorotan adalah tuntutan untuk kembali kepada syari’at islam, atau hokum islam yang kemudian mrngundang beragam kontroversi di Indonesia. Kalau kita lihat lembarab sejarah Indonesia, salah satu factor pemicunya adalah tuntutan untuk mengembalikan tujuh kata bersejarah yang tadinya terdapat dalam pembukaan atau mukadimmah konstitusi Indonesia yang dirumuskan oleh para pendiri Indonesia.
Nilai moral agama bagi bangsa Indonesia  adalah segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut moral agama. Contohnya petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keaneragaman perilaku dan adapt istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh agama yang mereka anut. Sikap toleransi terus tumbuh dan berkembang dalam jiwa dan perilaku sehari-hari. Adanya kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran masing-masing, adalah bukti dan kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Mempelajari dan mendalami nilai moral agama dan kerukunan antar umat beragama merupakan kewajiban setiap pemeluk agama baik laki-laki maupun perempuan, agar dalam kehidupan dapat melaksanakan perannya sebagai manusia. Oleh karena itu, manusia manusia dalam hidupnya harus selalu berusaha untuk menjadikan seluruh hidupnya sebagai wujud ibadah kepada Tuhan YME. Ibadah dalam arti pengabdian yang bertujuan mencari ridho Allah SWT akan dapat dilaksanakan secara baik dan benar apabila didasari dengan pengetahuan agama, agar tercipta juga kerukunan antar umat beragama di Negara Indonesia.
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kerukunan dalam kehidupan akan dapat melahirkan karya – karya besar yang bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya konflik pertikaian dapat menimbulkan kerusakan di bumi. Manusia sebagai mahkluk social membutuhkan keberadaan orang lain dan hal ini akan dapat terpenuhi jika nilai-nilai kerukunan tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. Kerukunan dapat diklasifikan menjadi dua yaitu kerukunan antar umat islam dan kerukunan antar umat baragama atau antar umat manusia pada umumnya.
Kerukunan antar umat islam didasarkan pada akidah islamnya dan pemenuhan kebutuhan social yang digambar kan bagaikan satu bangunan, dimana umat islam satu sama lain saling menguatkan dan juga digambarkan seperti satu tubuh;jika ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh anggota tuybuh merasakan sakit. Hal ini berbeda dengan kerukunan antar umat beragama atau umat manusia pada umumnya. Kerukunan antar umat beragama didasarkan pada kebutuhan social dimana satu sama lain saling membutuhkan agar kebutuhan-kebutuhan hidup dapat ter penuhi. Kerukunan antar umat manusia pada umumnya baik seagama maupun luar agama dapat diwujudkan apabila satu sama lain dapat saling menghormati dan menghargai.
Dalam ajaran islam seorang muslim tidak dibolehkan mencacimaki orang tuanya sendiri. Artinya jika seseorang mencacimaki orang tua saudaranya, maka orang tuanya pun akan dibalas oleh saudaranya untuk dicaci maki. Demikian pula mencaci maki tuhan atau peribadatan agama lain, maka akibatnya pemeluk agama lain pun akan mecaci maki tuhan kita. Sejalan dengan agama ini agar pemeluk agama lain pun menghargai dan menghormati agama islam.
PENGERTIAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Kerukunan umat bragama yaitu hubungan sesame umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hokum dan telah terdaftar di pemerintah daerah.
Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah, Provinsi, maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta instansi pemerinth lainnya. Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk memfalisitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, mengkoordinasi kegiatan instnsi vertical, menumbuh kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara umat beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah.
Sesuai dengan tingkatannya Forum Krukunan Umat Beragama dibentuk di Provinsi dan Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif gengan tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat, menampung aspirasi Ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan.
Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan;
1.      Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama
2.      Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu
3.      Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan
4.      Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Negara atau Pemerintah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.
PENGERTIAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA MENURUT ISLAM

Kerukunan umat beragama dalam islam yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuah islamiah berasl dari kata dasar “Akhu” yang berarti saudara, teman, sahabat, Kata “Ukhuwah” sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan Islaiyah berasal dari kata Islam yang dalam hal ini menjadi atau memberi sifat Ukhuwah, sehingga jika dipadukan antara kata Ukhuwah dan Islamiyah akan berarti persaudaraan islam atau pergaulan menurut islam.
Dapat dikatakan bahwa pengertian Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang hubungan antara orang-orang islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu ikatan. Ada hadits yang mengatakan bahwa hubungan persahabatan antara sesame islam dalam menjamin Ukhuwah Islamuah yang berarti bahwa antara umat islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah satu anggota badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga bahwa umat muslim itu bagaikan sutu bangunan yang saling menunjang satu sama lain.
Pelaksanaan Ukhuwah Islamiyah menjadi actual, bila dihubungkan dengan masalah solidaritas social. Bagi umat Islam, Ukhuwah Islamiyah adalah suatu yang masyru’ artinya diperintahkan oleh agama. Kata persatuan, kesatuan, dan solidaritas akan terasa lebih tinggi bobotnya bila disebut dengan Ukhuwah. Apabila bila kata Ukhuwah dirangkaikan dengan kata Islamiyah, maka ia akan menggambarkan satu bentuk dasar yakni Persaudaraan Islam merupakan potensi yang obyektif.
Ibadah seperti zakat, sedekah, dan lain-lain mempunyai hubungan konseptual dengan cita ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah itu sendiri bukanlah tujuan, Ukhuwah Islamiyah adalah kesatuan yang menjelmakan kerukunan hidup umat dan bangs, juga untuk kemajuan agama, Negara, dan kemanusiaan. “Janganlah bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakan antara hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara”  (QS. Ali Imran: 103)
Artinya: “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai dan berselisih sesudah dating keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang0orang yang mendapat siksa yang berat. (QS. Ali Imran 105).
MANFAAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara
Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa.

"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya dalam Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di Jakarta, Rabu.

Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat beragama di Indonesia pada dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam beberapa dekade terakhir namun beberapa persoalan, baik yang bersifat internal maupun antar-umat beragama, hingga kini masih sering muncul.

Menurut dia, kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama tidak bersifat imun melainkan terkait dan terpengaruh dinamika sosial yang terus berkembang. "Karena itu upaya memelihara kerukunan harus dilakukan secara komprehensif, terus-menerus, tidak boleh berhenti," katanya.
Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan.
Ia juga mengutip perspektif pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas agama," katanya.
Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan masyarakat Indonesia memang majemuk dan kemajemukan itu bisa menjadi ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar.

"Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan untuk dihapuskan. Supaya bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola dengan baik dan benar," katanya. Ia menambahkan, untuk mengelola kemajemukan secara baik dan benar diperlukan dialog berkejujuran guna mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing-masing kelompok masyarakat.

"Karena mungkin masalah yang selama ini terjadi di antara pemeluk agama terjadi karena tidak sampainya informasi yang benar dari satu pihak ke pihak lain. Terputusnya jalinan informasi antar pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka-prasangka yang mengarah pada terbentuknya penilaian negatif," katanya.

Senada dengan Ma'ruf, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D Situmorang, OFM. Cap mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama merupakan salah satu cara untuk membangun persaudaraan antar- umat beragama.

Menurut dia, tema dialog antar-umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah theologis, ritus dan cara peribadatan setiap agama melainkan lebih ke masalah-masalah kemanusiaan. "Dalam hal kebangsaan, sebaiknya dialog difokuskan ke moralitas, etika dan nilai spiritual," katanya.

Ia juga menambahkan, supaya efektif dialog antar-umat beragama mesti "sepi" dari latar belakang agama yang eksklusif dan kehendak untuk mendominasi pihak lain. "Sebab untuk itu butuh relasi harmonis tanpa apriori, ketakutan dan penilaian yang dimutlakkan. Yang harus dibangun adalah persaudaraan yang saling menghargai tanpa kehendak untuk mendominasi dan eksklusif," katanya.
Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S Tanuwibowo, agenda agama-agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk menjawab tiga persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal dan eksternal umat beragama yakni rasa saling percaya, kesejahteraan bersama dan penciptaan rasa aman bagi masyarakat. "Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga hal mulia itu," demikian Budi S Tanuwibowo.
KESIMPULAN

Kerukunan antar umat beragama dibedakan menjadi dua yaitu: Kerukunan umat beragama antar sesama manusia dan Kerukunan umat agama menurut islam.
Kerukunan umat beragama antar sesame manusia yaitu Hubungan sesame umat beragama dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dan kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan, Kerukunan antar umat beragama menurut islam yaitu Ukhuwah Islamiyah yang berarti gambaran tentang hubungan antara orang-orang islam sebagai salah satu ikatan persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lainnya seakan akan berada dalam satu ikatan.

Analisa Kekuatan Lingkungan Globalisasi dan Manajemen

BAB.I
PENDAHULUAN


           Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan. Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus perubahan dalam globalisasi ekonomi.
          Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
         Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
         Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya,Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource leverage.
        Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.
BAB.II
 PEMBAHASAN

A.   ANALISA KEKUATAN LINGKUNGAN GLOBALISASI DAN MANAJEMEN

ANALISA KEKUATAN LINGKUNGAN
Seiring berjalannya era globalisasi, maka lingkungan di negara berkembang dengan negara maju sangat berbeda, karena lingkungan pada negara berkembang memiliki karakteristik yang khas, lebih sering berubah dan perubahannya seringkali mendadak, dengan demikian, memiliki kecenderungan yang tak menentu. Pemerintah biasanya, masih banyak melakukan intervensi. Pengambilan keputusan ekonomis dan politis tampak tidak transparan. Oleh karena itu tingkat ketidakpastian menjadi lebih besar. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa lingkungan di negara sedang berkembang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dalam menentukan kegagalan atau keberhasilan manajemen dibandingkan di negara maju.
Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk mensukseskan organisasi. Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana-perencana strategi untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman.
Seperti dalam organisasi bisnis, analisis lingkungan sangat penting karena mencoba mengidentifikasikan peluang (opportunities) bisnis yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian eksekutif, dan disaat yang sama diarahkan untuk mengetahui ancaman (threats) bisnis yang perlu mendapatkan antisipasi. Untuk keperluan dimaksud, pertama analisis lingkungan bisnis berusaha untuk mengidentifikasi sejumlah variabel pokok yang berada diluar kendali
perusahaan yang diperkirakan memiliki pengaruh nyata. Dengan demikian, analisis lingkungan bisnis hanya berusaha mengumpulkan dan menganalisis sejumlah variabel secara terbatas (finite). Analisis lingkungan bisnis hendaknya tidak sampai terjerumus untuk berusaha menganalisis sebanyak mungkin variabel (infinite)
Lingkungan perlu dianalisis karena :
1. Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan tujuan perusahaan/organisasi (early warning system)
2. Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis lingkungan hasil yang akan diperoleh lebih efektif.
3. Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai organisasi dari lingkungan, memudahkan untuk membuat perencanaan jangka panjang.
Analisis Lingkungan Dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
1. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
2. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang potensial yang akan datang.
3. Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa akan datang terhadap lingkungan.
Pada dasarnya struktur lingkungan dapat dibagi atau dibedakan menjadi dua elemen utama, yaitu:
  1. lingkungan eksternal (Makro)
  2. lingkungan internal (Mikro)
    A.  TANGGUNG  JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN
    Tanggung Jawab Sosial
             Suatu organisasi hidup dalam lingkungannya, selain memperhatikan etika perusahaan juga dituntut untuk mempunyai tanggung jawab sosial perusahaan, dimana organisasi dituntut untuk bisa mendatangkan manfaat bagi lingkungan disekitarnya.
           Definisi yang diterima luas oleh para praktisi dan aktivis definisi menurut The World Business Council for Sustainable Development yaitu bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.
          Dari konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tersebut mengandung pengertian bahwa suatu organisasi/perusahaan selain memiliki tanggung jawab kepada pemegang saham untuk bisa memberikan keuntungan, organisasi/perusahaan tersebut juga dituntut memiliki tanggung jawab moral, etika kepada stakeholder seperti karyawan, supplier, konsumen, komunitas setempat, masyarakat secara luas, pemerintah dan kelompok-kelompok lain.
    Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi
    pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan
    kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 meliputi:
    ·  Kepatuhan kepada hukum
    ·  Menghormati instrumen/badan-badan internasional
    ·  Menghormati stakeholders dan kepentingannya
    ·  Akuntabilitas
    ·  Transparansi
    ·  Perilaku yang beretika
    ·  Melakukan tindakan pencegahan
    ·  Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia
    Etika Manajemen
           Suatu organisasi hidup dalam lingkungan organisasi. Dimana organisasi tersebut harus dapat beradaptasi dengan lingkungannya kalau organisasi tersebut ingin bertahan hidup. Dalam lingkungannya organisasi mendapat tekanan-tekanan dari berbagai pihak sebagai misal dari masyarakat di sekitar organisasi itu berada atau dari pesaingnya.
            Bagi masyarakat disekitar organisasi berada, berusaha untuk menuntut manfaat yang bisa diperoleh masyarakat dengan keberadaan suatu organisasi tersebut. Seorang manajer harus bisa menyeimbangkan tuntutan masyarakat tersebut dengan jalannya organisasinya. Bagi pesaing, organisasi harus mampu bersaing secara sehat dengan organisasi lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
           Etika bisa ditafsirkan sebagai hak dan kewajiban seseorang mengenai aturan moral yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan menjalin hubungan dengan orang lain. Moral dalam hal ini berarti mempunyai pengertian baik dan buruk. Suatu perbuatan dikatakan etis apabila sesuai atau tidak bertentangan dengan norma yang ada dalam masyarakat, dan dikatakan tidak etis apabila bertentangan atau tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat.
    Pembentukan Nilai Etika
          Etika dari seorang individu terbentuk atau dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : keluarga, faktor situasi, nilai, moral, agama, pengalaman, dan pengaruh teman.
    (1)   Pengaruh Keluarga
    Keluarga merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya seorang individu, oleh karena itu keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan etika seorang individu. Keluarga akan selalu berusaha untuk mengajarkan etika yang berlaku di dalam keluarga tersebut kepada anak-anaknya dan diharapkan nilai etika tersebut akan berlaku sampai seorang individu itu besar.
    (2)   Pengaruh Faktor Situasional
    Situasi bisa menentukan etika individu. Misalkan seseorang melakukan pencurian, hal tersebut sudah melanggar norma dan etika yang ada. Tapi ketika kita mengetahui bahwa pencuri itu orang yang tidak punya dan alasan dia mencuri untuk mengobati anaknya yang sakit, mungkin kita bisa menerima alasan tersebut dan memaafkannya.

    (3)   Nilai, moral, dan agama
            Nilai, moral dan agama sangat berpengaruh terhadap pembentukan etika seseorang. Seseorang dengan nilai, moral dan pemahaman agama yang tinggi akan mempunyai etika yang tinggi pula. Contoh seorang manajer yang mengutamakan nilai keagamaan dia akan berusaha untuk tidak memberhentikan karyawannya meskipun kondisi perusahaan dalam keadaan sulit.
    (4)   Pengalaman hidup
          Manusia dalam hidupnya pasti mempunyai banyak pengalaman, baik pengalaman buruk ataupun pengalaman baik. Pengalaman tersebut merupakan proses yang berpengaruh terhadap pembentukan etika seseorang. Jika seseorang lebih banyak mempunyai pengalaman buruk dan itu berpengaruh pada pembentukan etika pada orang tersebut.
    (5)   Pengaruh teman
          Teman juga mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap pembentukan etika seseorang. Jika anak lebih banyak bergaul dengan teman-teman sebaya yang nakal, kecenderungan anak tersebut akan menjadi nakal pula. Sebaliknya jika seorang anak tumbuh dengan teman-teman sebaya yang mempunyai etika yang baik maka anak tersebut akan mempunyai etika yang baik pula.
    Etika Dalam Perusahaan/Organisasi
           Etika dalam suatu organisasi sebagai akibat hubungan antara organisasi dengan pihak-pihak eksternal maupun internal organisasi. Tiga macam wilayah etika dalam organisasi dapat dilihat pada tabel berikut:
    Tabel Wilayah Etika dalam Organisasi
    Wilayah Perhatian
    Contoh Isu yang relevan
    Hubungan organisasi dengan karyawan
    Penarikan tenaga kerja, penggajian dan pemberhentian kerja
    Kondisi kerja
    Kebebasan pribadi
    Hubungan karyawan dengan organisasi
    Konflik kepentingan
    Kerahasiaan organisasi
    Kejujuran
    Hubungan organisasi dengan pihak luar
    Pelanggan/konsumen
    Pesaing
    Pemegang saham
    Pemasok
    Pemerintah
    Masyarakat sekitar
     
              Hubungan organisasi dengan karyawan menghasilkan standar perilaku tertentu yang dianggap etis maupun tidak etis, sebagai contoh apabila sebuah perusahaan membayar gaji karyawannya di bawah UMR maka perusahaan tersebut dianggap tidak etis, kemudian pengganjian di dalam perusahaan tersebut sudah adil atau belum. Adalah suatu hal yang tidak etis apabila suatu perusahaan mengekang kebebasan pribadi seseorang dalam menjalankan ibadah.
             Hubungan karyawan dengan organisasi meliputi beberapa hal, konflik kepentingan, kerahasiaan organisasi dan kejujuran. Adalah suatu hal yang tidak etis apabila seorang manajer pindah ke perusahaan lain kemudian dia membocorkan rahasia perusahaannya yang lama.
             Wilayah etika juga berlaku pada hubungan antara organisasi dengan pihak luar. Sebagai misal adalah suatu hal yang etis bila perusahaan makanan mencantumkan kandungan bahan-bahan yang ada pada produknya sehingga konsumen mengetahui bahan-bahan apa yang terkandung dalam produk tersebut.
    BAB III
    KESIMPULAN
    1.  Analisa kekuatan lingkungan globalisasi dan manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha.

    2. Tanggung jawab sosial dan Etika manajemen merupakan komponen-komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi. Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.

    3.  Analisa kekuatan lingkungan diperlukan oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang memasuki lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersaing.

    4. Dalam membangun suatu manajemen dibangun berdasarkan fungsi yang dituntut dari organisasi yang bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk memasuki lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan keputusan yang di dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang mempekerjakan knowlegde workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi organisasi tersebut adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel dan inovatif

           

 
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN GULA SEMUT DARI BAHAN BAKU GULA TUMBU

BIDANG KEGIATAN :
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI


Diusulkan oleh :
1.      Heru Purnomo                            (2008-55-018)
2.      Gilang Yudha Permana                (2008-55-030)
3.      Adhitya Mukti W                        (2008-55-047)
 



UNIVERSITAS MURIA KUDUS
KUDUS
2010
FORMAT HALAMAN PENGESAHAN USUL
PKM-T

1.      Judul Kegiatan                                : Pembuatan Gula semut dari bahan gula
 tumbu
2.      Jenis Kegiatan                                : PKM-T
3.      Bidang Ilmu                                    : Teknologi
4.      Ketua pelaksana kegiatan
a.    Nama lengkap                          : Heru Purnomo
b.    Nim                                         : 2008-55-018
c.    Jurusan                                     : Teknik Mesin
d.    Universitas                               : Universitas Muria Kudus
e.    Alamat rumah                           : Loram Kulon Rt.01 Rw.02
                          Kecamatan Jati Kabupaten Kudus 59344
f.      No. HP                                   
g.    Alamat e-mail                           : herucowok@yahoo.co.id
5.      Anggota pelaksana kegiatan            : 3 orang
6.      Dosen pendamping                        
a.    Nama lengkap                          : Ir. Masruki Khabib. MT
b.    NIY                                         : 0610 7010 0000 1139
c.    Alamat rumah                           : Desa Panjang  Bae Kudus
d.    No. HP                                    

Kudus, 11 Oktober 2010

Menyetujui,
Ketua Program Studi                                                    Ketua Pelaksana Kegiatan       


( Rianto Wibowo, ST, M.Eng )                                  ( Heru  Purnomo )
    NIY.0610 7010 0000 1156                                     NIM. 2008 – 55 - 018


Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan                                                Dosen Pembimbing


( Drs. Hendy Hendro HS., MSI )                              ( Ir. Masruki Khabib, MT )
     NIS. 0610 7060 1040 1019                                   NIS. 0610 7010 0000 1139

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi dengan penuh semangat.
Kami berharap agar proposal dengan judul ’’Pembuatan gula semut dari bahan baku gula tumbu” semoga yang kita ajukan ini dapat menjadi sebuah terobosan baru untuk mengatasi permasalahan kehidupan para masyarakat,serta untuk memberikan nilai tambah pada gula tumbu.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan kami sehingga pembuatan proposal PKM-T  ini dapat terealisasi. Serta kedua orang tua kami dan teman-teman semua yang selalu memberikan semangat dan dorongan motivasi kepada kita semua mendapat balasan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hal ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman kami. Walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik. Untuk itu kami mohon yang sebesar-besarnya.


Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul  ....................................................................................                       
Lembar Pengesahan  ............................................................................           
Kata Pengantar  ....................................................................................
Daftar Isi  .............................................................................................
A.       Latar belakang Masalah  ...............................................................
B.       Perumusan Masalah  .....................................................................
C.       Tujuan  ..........................................................................................
D.       Luaran Yang Diharapkan  .............................................................
E.        Kegunaan  .....................................................................................
F.        Tinjauan Pustaka  ..........................................................................
G.       Metode Pelaksanaan  .....................................................................
H.       Jadwal Kegiatan  ...........................................................................
I.          Rancangan Biaya  .........................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran
1) Biodata ketua serta anggota kelompok
2) Biodata dosen pendamping
3) Lain-lain
A.       LATAR BELAKANG
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diprurut keadaan. Alat-alat yang digunakan tergolong masih sangat sederhana. Didalam proses pembuatan gula tumbu di pabrik ini alat yang digunakan seperti mesin diesel, gilingan, kilang. Alasan dari pemilihan pembuatan gula tumbu ini adalah karena peluang usaha masih terbuka lebar. Produk gula tumbu mempunyai banyak olahan fungsi, seperti bahan baku pembuatan kecap, olahan makanan, dan lain-lain.

Pembuatan gula tumbu ini bahan dasarnya adalah tebu, kemudian tebu digiling untuk diambil sarinya (nira).
Nira tebu ini kemudian dilakukan penyaringan 2 kali, dengan tujuan untuk memisahkan ampas dari sarinya. Selanjutnya nira ini dialirkan melalui selang untuk ditampung dalam bak penampungan (kilang). Didalam kilang ini dilakukan 2 tahapan, tahapan 1: nira tersebut diberi kapur, tahapan 2: perebusan nira sampai menjadi bentuk gulali.
Didalam tahapan 2 ini nira tersebut direbus selama ± 3 jam sambil diaduk dengan tujuan agar gulali tidak mengendap dibawah serta agar gulali tidak lembek.
Adapun untuk perhitungan biaya produksinya adalah :
v     Pembelian tebu (tebangan per kotak)                  : Rp.3.000.000,-
v     Pembelian 1 buah tumbu                                    : Rp.5.000,-
v     Gaji pegawai                                                      : Rp. 25.000,-
Untuk harga jual gula tumbu tiap 1 tumbu dengan berat 1,5 kwintal harganya : Rp. 780.000,-
Disisi lain adapun kendala-kendala yang sering dihadapi adalah masalah cuaca, yaitu pada musim hujan. Jadi pada musim hujan kadar air dalam tebu menjadi lebih besar sehingga untuk proses produksinya menjadi lebih lama.
 
A.       PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut diatas, kiranya permasalahan utama adalah:
1.    Bagaimana memanfaatkan gula tumbu dalam pembuatan gula semut.
2.    Perlunya dibuat suatu alat/mekanisme mesin pembuat gula kristal.


B.       TUJUAN PROGRAM
Melalui Program Kreatifitas Mahasiswa ini tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1.    Merancang dan membuat alat pembuat gula semut dari bahan baku gula tumbu.
2.    Memberikan nilai tambah pada gula tumbu
3.    Meningkatkan produktifitas industri yang akhirnya dapat pula meningkatkan tingkat pendapatannya.

 C.       LUARAN YANG DIHARAPKAN
Akan dihasilkan alat/mesin pembuat gula kristal dengan bahan baku gula tumbu, yang dapat dioperasikan secara mudah. Mesin ini menggunakan ruang oven untuk menurangi kadar air dalam gula tersebut, dibantu oleh ruang pembakaran, grinding, dan juga screen.
Alat ini mempunyai spesifikasi :
a.  Kapasitas     : 100 kg/jam
b.  Penggerak   : Motor Listrik.
c.  Bahan Bakar :  Gas
d.  Dimensi alat :  800 mm x 800 mm x 2000 mm
Untuk memperbaiki nilai jual dari gula tumbu, maka kita membuat mesin ini dengan harapan gula tumbu bisa diubah menjadi gula semut sehingga nilai jualnya lebih baik daripada hanya sekedar gula tumbu saja.

A.       KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan program yang diharapkan dari Program Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi ini adalah :

1.    Mahasiswa :
Ø      Mempelajari, merancang, membuat, serta menganalisa mesin pembuat gula semut dari bahan baku gula tumbu.
Ø      Meningkatkan kreatifitas mahasiswa khususnya dalam bidang teknologi.


2.    Masyarakat :
Ø  Mendorong tumbuhnya usahawan baru melalui pembekalan teknik dan metode pembuatan gula semut.
Ø      Menambah produktivitas bagi masyarakat.
Ø      Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat
        3. Institusi   :
Ø      Memperluas jaringan antara Universitas dengan pihak luar.
Ø      Sebagai cermin kinerja dan kerja keras dari berbagai pihak Universitas khsususnya fakultas Teknik.
A.       METODE PELAKSANAAN

     Guna memberikan pemecahan masalah dalam pengadaan bahan baku gula tumbu dalam pembuatan gula semut adapun beberapa tahapan atau metode yang akan dilakukan adalah:
      Metode yang akan diterapkan dalam program ini adalah :
a. Melakukan Survey, berguna untuk mendapatkan data-data dari usahawan dan pekerja akan permasalahan pembuatan gula tumbu
b.  Kajian teoritis, mengkaji teori dasar untuk perancangan alat atau mesin pembuat gula kristal (semut).
c. Perancangan alat atau mesin pembuat gula kristal (semut), menetapkan desain dan segala kebutuhan yang diperlukan.
d.  Pembuatan mesin pembuat gula kristal (semut).
e.  Instal dan pengujian alat atau mesin pembuat gula kristal (semut) untuk produksi
f.   Pengujian produk terhadap sifat mekanis yang dihasilkan
g.  Sosialisasi alat atau mesin pembuat gula kristal (semut) pada lingkungan industri atau usahawan dan pekerja.
h.  Penyusunan laporan akhir kegiatan PKM Penerapan Ipteks.
Untuk mendapatkan gula tumbu bentuk kristal di perlukan proses mekanisasi sebagai berikut:
1.    Penghancuran gula tumbu dari bentuk padat secara manual,
2.    Pengeringan dengan oven,
3.    Penghalusan dengan roll gelinding
4.    Pengayakan menggunakan sistem pengayak yang mempunyai 2 jenis ukuran yaitu ukuran 10 mesh, dan yang paling halus 20 mesh.
5.    Proses 2, 3 dan 4 terintegrasi dalam 1 mesin